PENGENDALIAN MASALAH PADA PENANGANAN PGOT DI KABUPATEN BANYUMAS

Sartono -, Emiraldo Win Pazqara, Emilius Gudonohadi

Abstract


Abstrak

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengangkat bahasan mengenai pengendalian masalah dalam penanganan PGOT (Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar) di Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari hasil analisis dapat dikonfirmasikan beberapa hal diantaranya: pertama, dari aspek kesukaran-kesukaran teknis, kendala utama dalam menangani PGOT di jalan ini adalah sulitnya merubah pola pikir. Kedua, dari aspek keragaman perilaku kelompok sasaran, yakni munculnya fenomena baru yaitu gerombolan anak-anak ‘Punk’ yang melakukan aktivitas seperti mengamen dan meminta-minta kepada para pengguna jalan. Ketiga, dari aspek proporsi jumlah kelompok sasaran dari kebijakan, bahwa dari data statistik dua tahun terakhir, terjadi penurunan jumlah PGOT di Kabupaten Banyumas dengan cukup signifikan. Keempat, dari aspek perubahan perilaku yang diharapkan, yakni adanya perubahan mindset/pola pikir dari kedua belah pihak yakni peminta-minta dan masyarakat dengan pemberian sanksi yang mengikat termasuk pembinaan rohani kepada para PGOT.

Kata Kunci: penanganan, PGOT, penyakit masyarakat.

  

Abstract

The writing of this scientific paper aims to raise the subject of controlling problems in handling PGOT (Beggars, Homeless and Neglected People) in Banyumas Regency. The method used in this research is descriptive qualitative by collecting data through interviews, observation and documentation. From the results of the analysis it can be confirmed several things including: first, from the aspect of technical difficulties, the main obstacle in dealing with PGOT on the street is the difficulty of changing the mindset. Second, from the aspect of the diversity of the target group's behavior, namely the emergence of new phenomena, namely the 'Punk' kids group who carry out activities such as busking and begging for road users. Third, from the aspect of the proportion of the target group of policy, that from the statistical data of the last two years, there has been a significant decrease in the number of PGOTs in Banyumas Regency. Fourth, from the aspect of expected behavioral change, namely a change in mindset from both parties, namely the beggar and the community by giving binding sanctions including spiritual guidance to the PGOT.

Keywords: handling, PGOT, community desease. 

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.56681/da.v17i1.22

Article Metrics

Abstract view : 304 times
PDF - 118 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Majalah Ilmiah Dinamika Administrasi (MIDA) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Wijayakusuma Purwokerto