STUDY OF ARCHITECTURAL CONCERNS ON DESIGN PRINCIPLES IN THE CATHOLIC CHURCH OF PURBALINGGA

Autor(s): Yohanes Wahyu Dwi Yudono, Susatyo Adhi Pramono
DOI: 10.53810/jt.v20i1.299

Abstract

Overall, the shape of the Purbalingga Catholic church building displays the style / style of Javanese
architecture (Joglo). However, in an effort to "adopt" the architectural appearance, additional forms were
made to obtain vernacular architectural works, which grew out of architectural relics that had been known
in life in the community. Buildings (in this case the church), are inanimate objects, but that does not mean
that buildings are not "soulless". The church that is built is intended for humans, therefore must be
respected by humans, by character and tendencies, by their passions and ideals (YB. Mangunwijaya, 1988).
Observations made on the object of study (in this case the Catholic church in Purbalingga), based
on KWSmithies (1982), where human consideration as a basis for design can be in the form of several
design principles that are interrelated with each other, namely: design principles aspects of view,
breathing, hearing, temperature, humidity, and design principles of human movement aspects.
Keywords: Architectural Details, design principles, Forms of Architecture.
ABSTRAK
Secara keseluruhan, bentuk bangunan gereja Katolik Purbalingga menampilkan gaya / langgam
arsitektur Jawa (Joglo). Namun, dalam usaha “mengadop†tampilan arsitekturnya, dilakukan penambahanpenambahan

bentuk guna mendapatkan karya arsitektur yang vernakular, yang tumbuh dari peninggalan
arsitektur yang telah dikenal dalam kehidupan dimasyarakat.  Bangunan (dalam hal ini gereja), merupakan
benda mati, namun tidak berarti bangunan tidak “ber-jiwaâ€. Gereja yang dibangun diperuntukan bagi
manusia, oleh karena itu harus dinafasi oleh manusia, oleh watak dan kecenderungan-kecenderungan, oleh
nafsu dan cita-citanya (YB. Mangunwijaya, 1988).
Pengamatan yang dilakukan terhadap objek kajian (dalam hal ini gereja Katolik di Purbalingga),
mendasarkan pada K.W.Smithies (1982), dimana  pertimbangan manusia sebagai basis perancangan dapat
berupa beberapa prinsip-prinsip perancangan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, yaitu:
prinsip perancangan aspek pandangan, pernafasan, pendengaran, temperatur, kelembaban, dan prinsip
perancangan aspek pergerakan manusia.
Kata Kunci: Detil-detil Arsitektur, prinsip-prinsip perancangan, Wujud Arsitektur

Full Text:

PDF