PERSEPSI REMAJA TERHADAP ATRIBUT AKSESIBILITAS PADA SETTING ALUN- ALUN PURWOKERTO

Autor(s): YOHANES WAHYU
DOI: 10.53810/jt.v17i1.213

Abstract

Properti didalam setting akan menjadi stimulus bagi pengguna lingkungan berdasar pengalamannya dalam
memaknai lingkungan. Perbedaan makna lingkungan yang didasarkan pada stimulus sedemikian disebut
sebagai persepsi. Dengan mendasarkan pada pemahaman tentang persepsi tersebut, dapat diamati adanya
fenomena makna ganda (ambigu) pada setting alun-alun Purwokerto. Yaitu perbedaan persepsi dalam
memaknai atribut aksesibilitasnya.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi menyangkut faktor internal individu (remaja)
yang berupa motiv, harapan, dan minat terhadap setting alun-alun berkaitan dengan atribut aksesibilitas
rumah menuju alun-alun.
Teori penelitian dibangun berdasar teori Weismann (1981) tentang atribut sebagai variabel bebas, serta
teori Paull. A. Bell, dkk (1978) dalam Sarwono (1995) tentang persepsi dan teori Atkinson Rita. L, dkk
(1983) tentang faktor internal sebagai variabel terikat. Sedangkan metoda analisis yang digunakan adalah
perhitungan statistik deskriptif.
Dengan mendasarkan bangun teori diatas, dapat dijelaskan keterkaitan persepsi remaja terhadap atribut
aksesibilitasnya. Hasil penelitian terhadap 50 remaja sebagai responden (1 kuesioner rusak/tidak dapat
untuk mendeteksi persepsi) menunjukan persepsi terhadap atribut aksesibilitas berdasar kondisi jauh dari
rumah (˃ dari 30 Km) 28,57% dan dekat dari rumah (˂ dari 30 Km) 22,45%.
Kata Kunci: Persepsi, Atribut, Aksesibilitas.

Full Text:

PDF