PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR

Autor(s): Novi Andhi Setyo Purwono
DOI: 10.53810/jt.v13i1.80

Abstract

Intisari

Novi Andhi Setyo P

 

Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya yang relatif tinggi. Untuk mengurangi berat jenis tersebut maka digunakan struktur beton non-pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan air, tanpa menggunakan pasir. Agregat kasar untuk beton non-pasir dapat berupa kerikil alami, batu pecah, agregat ringan alami, maupun agregat buatan dari tanah lempung.

Pada penelitian ini menggunakan 3 jenis agregat kasar, yaitu kerikil alami, kricak (batu pecah dengan tangan) dan split (batu pecah dengan mesin) yang berasal dari Sungai Krasak di daerah Tempel, Sleman, Yogyakarta. Ketiga jenis agregat kasar tersebut digunakan untuk pembuatan beton non-pasir dengan perbandingan volume agregat-semen ditentukan 6 : 1 dan faktor air semen 0,4.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agregat kasar berupa kerikil, kricak, dan split mempunyai berat jenis berturut-turut 2,46 kg/dm3, 2,51 kg/dm3, 2,58 kg/dm3. Kuat desak dan berat jenis beton non-pasir yang dihasilkan dari ketiga jenis agregat kasar tersebut berturut-turut adalah ukuran butir maksimum 10 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 92,25 kg/cm2 dan 1,83 kg/dm3, ukuran butir maksimum 20 mm didapat pada pemakaian agregat kasar split sebesar 79,92 kg/cm2 dan 1,82 kg/dm3. Untuk ukuran butir maksimum 30 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 65,97 kg/cm2 dan 1,80 kg/dm3, dan ukuran butir maksimum 40 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 86,17 kg/cm2 dan 1,93 kg/dm3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kuat desar silinder beton non-pasir terbesar diperoleh dengan menggunakan agregat kasar kerikil alami dengan ukuran butir maksimum 10 mm.

 

Key word: Beton non-pasir.