PERSEPSI REMAJA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETTING ALUN-ALUN PURWOKERTO

Autor(s): YOHANES WAHYU
DOI: 10.53810/jt.v15i2.136

Abstract

Pemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap
properti yang ada di dalam settingnya. Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima
masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia. Selanjutnya melalui
keberadaan properti yang ada di dalam setting yang berlaku sebagai stimulus, akan
dikirimkan dari mata ke otak untuk dipahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman
masing-masing pengguna.
Dengan demikian dapat dirumuskan tentang dugaan penyebab munculnya makna
ganda pada fenomena setting alun-alun Purwokerto, yaitu adanya perbedaan persepsi
sebagai akibat pegeseran fungsi dalam konsepsi ruang berkumpul / publik. Adapun
perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (pengguna alun-
alun, dalam hal ini remaja) yang berupa motiv, harapan, dan minat remaja terhadap setting
alun-alun.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi remaja
terhadap atribut ruang berkumpul pada setting alun-alun Purwokerto. Teori operasional
dibangun dengan mendasarkan pada teori Weismann (1981) tentang atribut sebagai variabel
bebas, serta teori Paull. A. Bell, dkk (1978) tentang persepsi dan teori Atkinson Rita. L, dkk
(1983) tentang faktor internal sebagai variabel terikat. Sedangkan metoda analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan statistik deskriptif.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi remaja
terhadap atribut kenyamanan ruang berkumpul pada setting alun-alun Purwokerto. Sedang
hasil penelitian menunjukan: persepsi remaja terhadap atribut kenyamanan berdasar kondisi
udara segar (indera peraba) 32,65%, kondisi pencahayaan (indera penglihatan) 26,53%, dan
kondisi ketenangan suasana (indera pendengaran) 14,28%.
Kata Kunci: Persepsi, Atribut, Kenyamanan.

Full Text:

PDF